Eksperimen Mahasiswa Baru yang Bikin Heboh

Suasana sore di ruang diskusi kampus Universitas Ibnus mendadak ramai ketika Andra, mahasiswa semester pertama jurusan Teknologi Informasi, mengajak teman-temannya melakukan simulasi peluang dengan model permainan Mahjong Ways 3. Awalnya, mereka hanya ingin membuktikan teori tentang pola scatter hitam yang sempat ramai dibahas di forum internal kampus.

“Awalnya cuma iseng, mau ngetes teori dari senior tentang pola scatter hitam itu nyata atau nggak,” ujar Andra sambil tersenyum saat ditemui di ruang praktikum fakultas.

Hasil yang Tak Disangka

Saat simulasi dijalankan, pola scatter hitam benar-benar muncul di layar, membuat teman-teman Andra bersorak. Mereka menganggapnya sebagai bukti nyata dari eksperimen probabilitas yang sedang diuji. Beberapa bahkan merekam momen itu untuk dijadikan bahan laporan praktikum statistik digital.

“Kami lagi bahas peluang dan variabel acak di kelas. Eh, pas dicoba bareng, polanya muncul. Jadi ya sekalian dijadikan contoh nyata,” ujar Dinda, rekan sekelas Andra.

Dosen Apresiasi Kreativitas Mahasiswa

Dosen pembimbing mereka, Dr. Bayu Ananta, menilai inisiatif tersebut positif selama konteksnya tetap berada dalam ranah simulasi akademik. Ia menyebut bahwa eksperimen semacam ini bisa membantu mahasiswa memahami konsep peluang dan distribusi acak secara lebih menyenangkan.

“Kalau mahasiswa bisa memvisualisasikan teori peluang lewat simulasi, itu bentuk pemahaman yang bagus. Mereka belajar sambil praktik,” ujarnya.

Fenomena di Kalangan Mahasiswa Baru

Setelah kejadian itu, istilah “scatter hitam” kembali ramai di lingkungan kampus Ibnus. Banyak mahasiswa baru penasaran dan mencoba eksperimen serupa menggunakan model simulasi probabilitas digital yang sama.

Dampak Akademik dan Kreativitas

Fenomena seperti ini menunjukkan bagaimana pendekatan pembelajaran digital bisa memancing rasa ingin tahu mahasiswa. Melalui metode eksperimen ringan, mereka tidak hanya belajar teori tetapi juga mengasah kemampuan analisis dan kolaborasi.

“Kita ingin mahasiswa aktif, bukan sekadar membaca buku teks,” tambah Dr. Bayu.