Kejutan dari Kantin Kampus

Siang itu, suasana kantin Universitas Ibnus seperti biasa ramai oleh mahasiswa yang sedang makan siang. Namun, momen mendadak berubah seru ketika Bu Rini, penjual makanan yang sudah 8 tahun berjualan di kampus, diajak oleh sekelompok mahasiswa mencoba simulasi Mahjong Wins sebagai bagian dari kegiatan hiburan ringan setelah kelas.

“Awalnya cuma bercanda, anak-anak bilang, ‘Bu, coba spin lima kali aja buat lucu-lucuan,’ tapi ternyata di putaran kelima muncul scatter berturut-turut,” ujar Bu Rini dengan tawa lepas.

“Saya nggak tahu artinya apa, tiba-tiba semua pada teriak ‘scatter hitam!’ katanya hasilnya luar biasa.”

Mahasiswa Langsung Heboh

Beberapa mahasiswa yang ada di kantin sontak mengabadikan momen itu. Hasil simulasi menampilkan angka tertinggi yang dalam istilah internal mereka disebut “max scatter”. Nilai simulasi tersebut menunjukkan angka setara Rp135 juta jika dikonversi dalam model peluang digital.

“Kami sedang melakukan uji coba algoritma pola peluang. Tidak menyangka hasil Bu Rini justru paling tinggi di antara semua,” ungkap Bagas, mahasiswa jurusan Teknologi Data yang memimpin simulasi.

Dari Kantin ke Ruang Diskusi

Kejadian itu kemudian jadi bahan pembahasan ringan di ruang dosen. Sebagian menganggapnya contoh menarik dari konsep probabilitas ekstrem yang jarang terjadi dalam simulasi biasa.

“Kalau dari sisi akademik, hasil seperti itu termasuk dalam kategori outlier positif. Jadi menarik kalau nanti diuji ulang dengan dataset yang sama,” ujar Dr. Bayu, dosen statistik Ibnus.

Simulasi Edukatif dan Hiburan Ringan

Simulasi pola Mahjong Wins di kampus Ibnus memang kerap dilakukan sebagai bentuk pembelajaran interaktif. Mahasiswa belajar memahami sistem peluang melalui pendekatan yang menyenangkan.

“Tujuannya bukan bermain, tapi memahami cara kerja algoritma peluang dan distribusi hasil acak,” tambah Bagas.

Bu Rini Jadi Ikon Kantin

Setelah kejadian itu, Bu Rini justru makin populer di kalangan mahasiswa. Banyak yang mampir ke kantinnya sambil bercanda, menanyakan “kapan spin lagi, Bu?”.

“Saya nggak ngerti spin-spin itu, yang penting dagangan saya laku terus,” katanya sambil tersenyum saat melayani pembeli.