Pertemuan Tak Terduga di Lingkungan Kampus

Di sekitar area kampus Ibnus, sosok Awi sudah dikenal sebagai pemulung yang selalu menyapa mahasiswa dengan ramah. Namun suatu hari, nasib mempertemukannya dengan sekelompok mahasiswa yang tengah melakukan riset simulasi peluang digital bertema Mahjong Ways.

Mahasiswa tersebut kemudian mengajak Awi untuk ikut mencoba memahami pola dari hasil simulasi yang disebut sebagai scatter hitam — istilah yang digunakan untuk menandai hasil unik dalam model peluang digital mereka.

“Awalnya saya nggak paham sama sekali. Tapi setelah dijelasin, ternyata ini bukan mainan, ini latihan buat ngitung kemungkinan hasil dari data,” ujar Awi dengan nada bangga.

Dari Barang Bekas ke Pola Peluang

Dalam waktu singkat, Awi mulai mengerti cara kerja simulasi itu. Ia bahkan sempat membantu mahasiswa mencatat hasil percobaan dan menemukan urutan data yang dianggap “pola stabil”.

“Pak Awi justru paling cepat menemukan tren data yang kami sebut scatter hitam. Dari sana kami sadar bahwa kemampuan observasi lapangan juga penting dalam riset statistik,” jelas Rendi, mahasiswa jurusan Teknologi Data.

Dari Belajar Jadi Inspirasi

Kisah Awi pun menyebar ke kalangan mahasiswa dan dosen kampus Ibnus. Banyak yang menganggap pertemuan itu sebagai bukti bahwa semangat belajar bisa datang dari siapa saja, bahkan dari seorang pemulung yang setiap harinya hidup sederhana.

“Awi memberi contoh bahwa kemampuan membaca pola tidak hanya milik akademisi. Semua orang bisa belajar, asal diberi kesempatan,” tutur Dr. Hanifah, salah satu dosen pembimbing riset.

Langkah Baru untuk Awi

Kini Awi aktif membantu mahasiswa dalam setiap kegiatan simulasi kampus. Ia bahkan mulai tertarik mengikuti kelas literasi digital dasar agar bisa memahami lebih dalam tentang konsep peluang.

“Dulu saya nyari barang bekas. Sekarang saya belajar nyari pola dari data. Rasanya senang bisa diajak mikir bareng anak-anak kampus,” kata Awi dengan tawa kecil.